Aris Adi Leksono Ketua PP Pergunu Raih Doktor di Universitas Islam Nusantara Bandung


Adalah Aris Adi Leksono seorang dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu), Dan saat ini dirinya juga sebagai Kepala MTsN 35 Jakarta, berhasil mempertahankan disertasi doktornya di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung, Jawa Barat pada Rabu (31/3) melalui ujian promosi terbuka secara daring (online). Hal ini dikarenakan kondisi pandemi Covid-19 yang belum memungkinkan Uninus untuk melaksanakan ujian promosi terbuka secara luring (offline).

Adapun judul disertasi Aris adalah “Manajemen Strategik Implementasi Program Sekolah Ramah Anak untuk Pengembangan Akhlak Mulia Peserta Didik Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (Studi Kasus di SMP 52 dan MTsN 34 Jakarta)”.

Program tersebut sudah ia gagas sejak dirinya menjadi guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 34 Jakarta untuk pengembangan akhlak mulia peserta didik. 

Aris mengungkapkan bahwa “Penelitian ini dilatarbelakangi dengan masih terjadinya hal-hal negatif di lingkungan pendidikan, masih belum maksimalnya tercapainya tujuan pendidikan, terutama dalam mewujudkan SDM Indonesia yang berakhlak mulia,”

Aris Adi Leksono juga mengungkapkan, kekerasan fisik, psikis, pelecehan seksual, perundungan (bullying), keracunan, korban kebijakan serta kecelakaan kerap terjadi di satuan pendidikan, baik sekolah atau madrasah. “Hal ini yang mengindikasikan bahwa sekolah atau madrasah belum menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi anak, sehingga anak-anak mendapatkan hambatan dalam pengembangan kompetensinya, serta tidak tercapai tujuan utama pendidikan yaitu pribadi yang berakhlak mulia,” jelas Aris.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan ramah anak yang bertujuan membentuk akhlak mulia merupakan suatu ikhtiar dan langkah nyata dalam mengatasi masalah-masalah di lingkungan pendidikan.

Aris juga mengungkapkan bahwa “Warga sekolah memiliki peran yang penting dalam menjamin serta memenuhi hak-hak anak, sehingga anak merasa aman, nyaman serta fokus terhadap peningkatan dan pengembangan kompetensi, dan jati dirinya,” 

 “Hal ini memberikan dampak positif bagi warga sekolah atau madrasah, terutama anak-anak, di mana anak merasa diterima dengan baik, dihargai, disayangi, terjaga haknya, serta terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi,” jelas Aris. 

Disertasi Aris dipromotori oleh Prof Dr Tb. Abin Syamsuddin Makmun, Dr Hendi Suhendraya Muchtar, dan Dr Hanafiah.

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan ramah anak untuk pengembangan akhlak mulia dengan pola pembiasaan baik dan penguatan spiritual adalah cikal bakal dalam menyiapkan generasi yang mampu mengembangkan kompetensi dan jati diri berakhlak mulia, yang berlandaskan pemenuhan hak anak yang berprinsip pada non-diskriminasi serta kepentingan terbaik bagi anak.

Posting Komentar

0 Komentar